![]() |
simulasi tools AI | malut.my.id |
Pemerintah desa (Pemdes) di Provinsi Maluku Utara mencetak sejarah baru dengan menjadi yang pertama di Indonesia dalam mengadopsi teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk pengembangan sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan literasi digital. Inisiatif ini merupakan terobosan luar biasa di tengah percepatan transformasi digital desa-desa di tanah air sebagai tindakan konkret.
Teknologi AI yang dihadirkan dirancang agar tetap relevan dan sederhana, sehingga dapat dengan mudah dipahami dan dieksekusi oleh masyarakat desa. Sasaran utama dari adopsi teknologi AI ini adalah para petani, nelayan, dan peternak yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi desa.
Untuk sektor pertanian, salah satu fitur unggulan yang diimplementasikan adalah kalkulator pemupukan berbasis AI. Fitur ini membantu petani dalam menentukan jenis dan takaran pupuk secara presisi berdasarkan jenis tanaman, kondisi tanah, dan musim tanam yang sedang berlangsung.
Selain itu, untuk mendukung produktivitas nelayan, teknologi AI dimanfaatkan untuk pelacakan ikan dengan memanfaatkan data geolokasi yang disesuaikan dengan kondisi geografis desa. Dengan fitur ini, nelayan dapat mengetahui area tangkapan potensial secara lebih efisien dan hemat biaya.
Tidak ketinggalan, sektor peternakan juga mendapat perhatian khusus. AI digunakan untuk memantau kesehatan ternak, jadwal vaksinasi, serta memberikan rekomendasi pakan berdasarkan usia dan jenis hewan ternak yang dimiliki peternak.
"Adopsi teknologi ini bukan hanya sekadar uji coba, melainkan akan dirilis secara serentak melalui 21 website resmi pemerintahan desa di seluruh Maluku Utara. Setiap website akan menyediakan akses langsung ke berbagai tools AI yang telah disesuaikan dengan kebutuhan lokal dan semua fiturnya tersedia gratis, namun masalah di wilayah timur Indonesia keterbatasan akses internet yang belum merata, hingga saat ini kita masih mencari solusi untuk akses yang lebih mudah kedepannya," ungkap Taufik salah satu pegiat digital nasional itu, Rabu (16/4/2025).
Dalam tahap awal peluncuran, masyarakat akan diperkenalkan pada 15 tools AI yang dapat digunakan secara real-time. Tools ini akan disimulasikan terlebih dahulu untuk memastikan kemudahan penggunaan dan efektivitasnya dalam mendukung pekerjaan sehari-hari masyarakat desa.
"Selain dari segi teknologi, edukasi literasi digital juga menjadi bagian penting dari program ini. Masyarakat dapat mempelajari secara online dengan modul yang disederhanakan mengenai cara menggunakan AI untuk kehidupan sehari-hari, seperti membaca data hasil panen, prediksi cuaca, hingga membuat laporan kegiatan usaha tani secara otomatis," jelasnya.
Kolaborasi pegiat digital lintas provinsi.
Sementara itu, penggagas program Digitalisasi Desa Maluku Utara (malut.my.id) Rajif mengutarakan berharap dengan adanya fitur AI, masyarakat tidak hanya terbantu dalam hal teknis, tapi mampu meningkatkan hasil produksi dan efisiensi waktu. Dengan demikian, kesejahteraan masyarakat desa bisa meningkat secara signifikan.
"Program ini sekaligus menjadi model percontohan bagi desa-desa lain di Indonesia timur dalam memanfaatkan teknologi secara bijak dan tepat guna. Jika sukses dan relavan, besar kemungkinan program serupa akan diadopsi secara keseluruhan di desa-desa Maluku Utara sesuai geografis dan jaringan internetnya," ungkap Rajif.
Langkah inovatif ini menandai awal dari era baru digitalisasi desa. Dengan semangat gotong royong dan kemauan untuk belajar, masyarakat desa Maluku Utara siap menjadi pelopor integrasi teknologi AI dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun desa yang mandiri, modern, dan berdaya saing tinggi.
"Pemerintah desa berkolaborasi dengan tim pegiat digital lokal dan pegiat digital nasional untuk memastikan bahwa teknologi yang dihadirkan tidak hanya canggih, tapi inklusif dan sesuai konteks desa yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini menunjukkan bahwa transformasi digital tidak harus eksklusif bagi kota besar saja," tutupnya.
0 Comments :
Berikan Komentar Anda